OUTLET media asal Korea Selatan, MBC News memberitakan bahwa ada tiga orang asal Indonesia yang bekerja sebagai anak buah kapal Cina, meninggal dunia dan jenazahnya dibuang ke laut.
Dari video yang ditayangkan MBC, terlihat beberapa awak kapal berkerumun di depan kantong jenazah berwarna orange. Setelah itu, mereka melempar kantong itu ke laut, yang tidak diketahui pasti titik lokasinya.
Identitas ABK itu adalah Sefri (24 tahun) meninggal pada 21 Desember 2019 dan jenazahnya langsung dibuang ke laut. Kemudian Al-Fattah (19 tahun), dan Ari (24 tahun) meninggal pada 30 Maret 2020. Mereka mengalami sakit yang sama yaitu nyeri dada dan sesak nafas.
Hal itu melanggar perjanjian surat pekerja yang menyebutkan jika ABK meninggal di atas kapal saat berlayar maka jenazah akan dikremasi di tempat kapal bersandar, dengan catatan abunya akan dikembalikan ke negara asal.
Rekan sesama ABK asal Indonesia mengungkapkan apa yang terjadi di atas kapal Longxing milik Cina itu. “Awalnya keram terus kakinya bengkak. Dari kaki terus nyerang ke badan langsung sesak dia,” ujar seorang ABK asal Indonesia.
Ia melanjutkan, “Pusing. Nggak bisa minum air laut itu sama sekali. Pernah juga sampe ada dahak-dahak di sini (tenggorokan)”. Lalu ABK Indonesia lain mengungkapkan jam kerja yang sangat berat.
“Waktu kerjanya berdiri itu sekitar 30 jam, setiap 6 jam makan. Nah jam makan ini yang dimanfaatkan kami hanya untuk duduk”.
ABK asal Indonesia yang masih bekerja sempat meminta pertolongan pemerintah Korea dan media setempat, ketika kapal bersandar di Busan. Namun saat itu MBC belum bisa menyelidiki lebih lanjut karena kapal sudah kembali berlayar.
(red/dreamers.id)